Episode 95 – Sisi Lain Di Balik “Niat” Berpuasa
Bertepatan dengan bulan Ramadhan, topik bahasan audio podcast kali ini menyoroti satu hal yang lekat dengan aktivitas di bulan ini, yaitu berpuasa.
Namun, lebih mendetail lagi, bahasan kali ini berfokus pada satu hal yang tidak bisa lepas dari aktivitas berpuasa, yaitu “niat” atau dalam Bahasa Inggrisnya, “intention“.
Ketika dilakukan dengan benar, “niat” menjadi satu bentuk komunikasi yang dahsyat dengan pikiran bawah sadar.
Mari simak bahasannya di Audio Podcast hari ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode kesembilan puluh lima Life Restoration Podcast berjudul ‘Sisi Lain Di Balik ‘Niat’ Berpuasa’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Toggle title
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode sembilan puluh lima.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para sahabat sekalian dimana pun Anda berada … berjumpa kembali bersama saya, Alguskha Nalendra, di Life Restoration Podcast, yang memasuki episode 95 kali ini.
Tidak terasa sudah 95 episode kita lalui di podcast ini. Tersisa 5 episode lagi berarti.
Hah, 5 episode lagi? Ini maksudnya bagaimana? Mungkin ada yang akan bertanya demikian.
Saya tidak tahu kalau di podcast ini saya pernah umumkan atau tidak. Kalau di beberapa video saya di Youtube pernah saya umumkan. Saya memang meniatkan mengorganisir playlist di Youtube Channel saya untuk hanya berisikan maksimal 100 video setiap playlist-nya. Karena Life Restoration Podcast ini termasuk ke dalam salah satu playlist di Youtube Channel jadi hal yang sama berlaku juga ke dalam podcast ini.
Tidak ada alasan khusus, lebih kepada alasan kemudahan pengarsipan saja. Jadi setiap kali satu playlist berisikan 100 video maka playlist itu akan disudahi dan saya akan menyiapkan playlist baru sebagai gantinya.
Contohnya seperti pada playlist “1 Minute Restoration”, “Life Restoration Serial Video” dan “Motivational Restoration”. Ketiga playlist itu sudah berisikan 100 video. Maka saya mengakhiri produksi konten lanjutan pada ketiga playlist itu dan menyiapkan jenis konten dan playlist lain sebagai gantinya.
Tidak terasa … sudah lebih dari 500 video ternyata menghiasi Youtube Channel saya, dimana 95 di antaranya adalah episode dari Life Restoration Podcast ini, termasuk episode kali ini. Jadi … dari platform mana pun Anda mendengarkan episode ini, saya ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan Anda selama ini, yang selalu menjadi penyemangat bagi saya untuk terus berkarya.
Baiklah, cukup dulu untuk update terkini seputar podcast ini ya. Mengawali episode kali ini, seperti biasa tentunya, saya membuka dulu dengan memanjatkan doa terbaik untuk Anda semua, semoga selalu dalam keadaan sehat, berkah-berlimpah dan damai-berbahagia dimana pun Anda berada, bersama mereka yang Anda kasihi.
Bertepatan dengan bulan Ramadhan di tahun 2025, agaknya tidak ada salahnya kalau di episode kali ini kita lagi-lagi mengangkat tema yang berhubungan dengan aktivitas “berpuasa”, yang menjadi satu aktivitas pokok di bulan Ramadhan.
Membicarakan puasa, ada begitu banyak manfaat dan bahasan yang bisa kita eksplorasi dari topik yang satu ini. Di bahasan kali ini, saya ingin fokus menyoroti satu hal yang menjadi kunci dari puasa yang berkualitas, dimana hal ini juga memegang peranan penting di balik berbagai aspek kehidupan yang kita jalani, yaitu “niat”, atau dalam Bahasa Inggrisnya, “intention”.
Kenapa niat ini saya soroti sebagai bahasan penting yang menentukan banyak hal? Karena memang demikianlah kenyataanya.
Niat menjadi satu jembatan komunikasi antara diri kita, atau tepatnya antara pikiran sadar kita, dengan pikiran bawah sadar kita.
Ketika seseorang menetapkan niat yang sangat kuat dengan bersungguh-sungguh, maka niat itu akan menggerakkan pikiran bawah sadar untuk mengatur segala-sesuatu dalam diri kita agar niat itu bisa tertunaikan sebagaimana kita mengharapkannya.
Bagi yang belum familiar dengan bahasan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar ini, bisa menemukan ulasannya di berbagai konten artikel di website saya di www.alguskha.com, atau bisa juga menemukannya di beberapa video di Youtube Channel saya dimana saya pernah membahas hal ini. Nanti kalau ternyata sempat atau masih ada waktu di akhir video ini mungkin saya coba juga sedikit membahasnya lah ya, atau tidak membahas juga lah, lebih ke menghubungkan topik itu dengan bahasan kita di episode kali ini.
Untuk memahami bahasan kali ini secara sederhana, saya ingin menggunakan satu ilustrasi sederhana, yang ada hubungannya dengan niat.
Begini, salah satu hal yang dipersyaratkan dalam aktivitas berpuasa adalah niat untuk berpuasa ini ditetapkan hendaknya di malam hari sebelum aktivitas berpuasa akan dilakukan di keesokan harinya. Kira-kira kenapa?
Jawabannya adalah karena ketika kita menetapkan niat di malam hari, apalagi niat itu ditetapkan dengan sungguh-sungguh, maka niat itu diterima sebagai pesan yang sangat kuat oleh pikiran bawah sadar kita, setelahnya pikiran bawah sadar kemudian mengkondisikan segala-sesuatu dalam diri kita untuk membantu kita menunaikan niat yang sudah kita tetapkan itu.
Kalau Anda termasuk yang menjalankan proses puasa. Coba saja mengalami dua situasi secara berbeda. Situasi pertama, Anda meniatkan puasa sejak semalam sebelumnya, lalu di keesokan harinya menjalankan ibadah puasa sesuai yang Anda niatkan.
Situasi kedua, Anda tidak ada niat puasa atau sejenisnya sejak malam sebelumnya, kebetulan saja Anda membuka mata di pagi hari dan menetapkan niat untuk berpuasa di hari itu karena rasanya Anda ingin berpuasa.
Mana yang menurut Anda akan lebih kuat untuk berpuasa? Yes, saya berani jamin, pasti yang pertama.
Kenapa demikian? Karena sejak awal niat itu ditetapkan, ada jeda waktu yang kita berikan pada diri kita sampai niat itu dilaksanakan, yaitu di keesokan harinya, Sepanjang jeda waktu itulah tubuh kita mengatur segala-sesuatu dalam diri kita sebaik mungkin. Tubuh kita mengatur cadangan air, cadangan lemak, atau apa pun itu yang ada dalam diri kita, agar mekanisme tubuh kita siap untuk digunakan di keesokan harinya untuk berpuasa.
Ketika kita terbangun dan meniatkan spontan untuk begitu saja berpuasa di hari itu, meski niatnya mungkin saja kuat, masalahnya adalah tidak cukup waktu yang tersedia untuk tubuh menyiapkan proses pengelolaan energinya. Ia masih sedang mengatur pengelolaan energinya, tiba-tiba sudah harus digunakan beraktivitas, akhirnya “kelabakan”.
Nah, di sini sudah ada satu hal penting yang bisa kita petik. Hal penting itu yaitu bagaimana niat menjadi satu kunci penting mengkondisikan pikiran bawah sadar agar ia membantu pengelolaan energi diri kita untuk menunaikan hal yang kita tetapkan.
Tapi ya ternyata sebatas niat saja tidak cukup kan. Karena di contoh kedua tadi ketika niat itu ditetapkan secara spontan, ternyata ia tidak memberikan pasokan energi yang cukup.
Artinya apa? Yes, ada kriteria yang menjadikan niat ini terbentuk dengan baik dan menjadi pasokan energi yang baik untuk kita menunaikan apa yang kita tetapkan.
Saya membagi kriteria niat yang berkualitas ini menjadi tiga.Tanpa berlama-lama langsung saja kita mulai bahas satu-persatu ya. Karena konteks bahasan kita di episode kali ini adalah seputar puasa maka niat ini kita hubungkan dulu dengan aktivitas puasa ya.
Kriteria pertama, sebuah niat yang berkualitas harus punya alasan yang kuat.
Ketika seseorang berpuasa dengan niat untuk beribadah, maka ini saja sudah menjadi satu niatan yang sangat kuat. Akan lain dengan orang yang meniatkan berpuasa karena sebatas ikut-ikutan, atau cuma sebatas “yang penting tidak makan dan minum”.
Semakin kuat niat puasa ini ada dalam diri kita, semakin luhur niat puasa ini, maka semakin kuat juga pesan sampai pada pikiran bawah sadar, semakin besar juga peluang pikiran bawah sadar untuk mengkondisikan diri kita sebaik mungkin dalam menunaikan yang perlu dilakukan untuk mencapai yang kita harapkan.
Mereka yang betul-betul berpuasa dengan niat ibadah, menyucikan hati, pasti akan mendapatkan daya kekuatan yang berbeda dalam berpuasa, dibandingkan mereka yang sebatas meniatkan menahan lapar dan haus.
Kali ini kita lanjut ke kriteria kedua, sebuah niat yang berkualitas harus fokus pada proses yang bisa dibayangkan dengan jelas.
Artinya begini. Ketika kita bisa membayangkan dengan jelas apa saja yang akan dilakukan di keesokan hari ketika berpuasa, apa saja aktivitas yang akan dilakukan, seberapa kompleks aktivitasnya, seberapa banyak energi yang akan diperlukan untuk menjalankan aktivitas itu, maka semakin banyak kejelasan yang kita berikan pada pikiran bawah sadar atas seperti apa pengkondisian energi diperlukan dalam diri kita untuk mengantar kita menunaikan yang kita sudah tetapkan.
Kalau diibaratkan “berkendara”, ibaratnya selain kita sudah punya tujuan perjalanan dan peta perjalanan, kita juga punya strategi perjalanan. Kita sudah memperkirakan akan dengan kecepatan berapa kita perlu memacu kendaraan, kapan kita akan beristirahat, dan berapa lama kita akan beristirahat, dan seterusnya. Sedemikian detailnya perjalanan itu terencana sampai-sampai persiapannya pun matang.
Artinya, kalau di keesokan hari akan berpuasa jangan cuma membayangkan “tahu beres” dimana tahu-tahu sudah tiba waktu berbuka puasa. Berikan kejelasan pada tubuh kita besok itu kita akan melakukan apa saja. Hadirkan gambaran atau bayangan itu dengan jelas dalam pikiran kita, bayangkan dalam pikiran kita, kita benar-benar menjalankan semua hal itu senyata mungkin. Meski dalam kenyataannya tidak 100% akan sama persis, tapi persiapan pengelolaan energi yang dikerahkan dalam tubuh kita pasti lebih mencukupi dibandingkan yang sejak awal hanya fokus pada “tahu beres”.
Ilustrasi nyeleneh yang sering saya pakai adalah coba ingat-ingat pengalaman ketika Anda sedang kebelet ingin buang air di perjalanan tapi belum ada toilet di sekitar Anda. Bukankah di situasi ini Anda relatif lebih kuat untuk menahan dorongan buang air ini? Tapi lain ceritanya ketika Anda tahu bahwa toilet sudah dekat, pasti dorongan buang air ini semakin kuat dan tidak tertahankan. Hal ini karena tubuh sudah mendapatkan gambaran yang lebih jelas berapa lama lagi ia harus mengkondisikan diri untuk menahan dorongan buang air itu dan ia sudah tahu bahwa tidak lama lagi ia bisa melepaskan dorongan itu, maka itulah sensasinya semakin tidak tertahankan.
Agak nyeleneh memang ilustrasinya, tapi semoga itu bisa jadi cara sederhana menggambarkan fenomena ini lah ya he … he … bagaimanapun juga niatnya baik kok, menjadikan ilustrasinya sederhana dan membumi.
Oke kita lanjut ke kriteria penting ketiga kali ini, yaitu berikan waktu yang cukup sejak awal niat itu ditetapkan sampai ia mulai dilakukan.
Seperti tadi ketika kita membedakan antara orang yang menetapkan niat berpuasa di malam di hari sebelumnya dengan mereka yang baru menetapkan niat secara spontan ketika bangun di pagi hari. Mereka yang menetapkan niat berpuasa di satu malam sebelum bisa terkondisikan lebih kuat karena ada energi yang sudah terkondisikan, disiapkan oleh tubuh, di sepanjang mereka beristirahat di malam hari.
Artinya, dalam apa pun yang kita lakukan, miliki perencanaan dan gambaran atas apa yang akan kita lakukan. Jangan terlalu malas berencana dan apa-apa serba dadakan, kasihan tubuh kita. Ingat, gagal untuk berencana sama saja dengan berencana untuk gagal. Dari perencanaan yang jelas inilah tubuh semakin baik dalam bersiap.
Nah sekarang bagaimana kita mengadaptasi ketiga kriteria penting itu dalam keseharian kita? Bagaimana menghubungkannya dengan aspek kehidupan lain di luar berpuasa?
Sederhana. Karena niat adalah kunci dari apa pun yang kita lakukan dan kita ingin capai. Maka libatkan niat yang jelas ini di balik apa pun yang kita lakukan dan kita ingin capai.
Punya tujuan pencapaian besar yang ingin diwujudkan? Niatkan untuk benar-benar mendapatkan tujuan pencapaian itu. Miliki alasan yang kuat dan luhur atas kenapa pencapaian itu perlu kita wujudkan. Adanya kejelasan yang kuat dan luhur akan memberikan pesan yang kuat pada pikiran bawah sadar agar ia mendukung yang kita ingin wujudkan.
Apakah tujuan pencapaian itu benar-benar penting untuk diwujudkan? Kalau penting, kenapa itu penting? Apa alasan kuat yang menjadikan itu penting?
Berikutnya, terjemahkan tujuan pencapaian itu menjadi dua hal, pertama yaitu perwujudan ideal dalam imajinasi, dan kedua, yaitu rencana aktivitas yang jelas.
Perwujudan ideal dalam imajinasi artinya kita bisa membayangkan seperti apa diri kita nanti di masa depan ketika sudah mendapatkan tujuan pencapaian yang kita tetapkan. Jangan hanya menjadikan ini sebuah ide abstrak saja, jadikan ia sebuah gambaran yang konkrit.
Panduan sederhana saya yaitu begini. Bayangkan kita melihat film dimana film itu menayangkan gambaran diri kita yang sedang mengalami kondisi ideal yang kita ingin wujudkan. Hadirkan film itu dalam pikiran kita sejelas mungkin, hidupkan suasana di film itu sedetail mungkin.
Melanjutkan bahasan kita tadi, berikutnya yaitu kita memiliki rencana aktivitas yang jelas, yang bisa dibayangkan seperti apa pelaksanaan prosesnya. Jangan cuma fokus pada tujuan dan tujuan tapi tidak ada rencana. Ya realistis saja, kita punya tujuan dan peta kalau tidak ada rencana spesifik yang jelas, maka hanya akan menjadi perjalanan yang berantakan.
Rencana aktivitas yang jelas ini haruslah kita libatkan dalam keseharian kita dengan mengikuti kriteria niat yang berkualitas tadi. Miliki perencanaan yang jelas atas hari esok, besok kita akan melakukan apa saja, berapa lama dan seperti apa pengaturan waktunya.
Kalau bertepatan kita sedang dihadapkan dengan jadwal yang cukup padat berhari-hari ke depan, proses perencanaan kegiatan ini bisa kita rencanakan dalam pikiran kita untuk berhari-hari ke depan juga.
Saya pribadi sering demikian. Kalau melihat di jadwal saya akan banyak jadwal kegiatan yang cukup padat selama berhari-hari ke depan maka saya sudah merencanakan aktivitas untuk berhari-hari ke depan ini sejak awal. Meski tidak terlalu detail, karena yang detail saya fokuskan untuk perencanaan hari esok, tapi hal ini sangat membantu kualitas perencanaan yang saya buat dan membantu pengelolaan energi dalam diri saya dalam menjalani padatnya aktivitas itu.
Ingat, tubuh kita butuh waktu untuk memproses instruksi yang kita sampaikan. Instruksi ini maksudnya niat tadi itu ya. Jadi, pastikan kita selalu punya kejelasan atas hari esok, akan melakukan apa saja, minimal ada gambaran besarnya. Tetap sediakan ruang untuk bersikap fleksibel, karena hal-hal tidak terduga tetap bisa terjadi, tapi minimal jangan juga terlalu acak sampai tidak ada perencanaan yang baik.
Sekarang kita coba sedikit hubungkan dengan bahasan tentang cara kerja pikiran bawah sadar ya, sesuai yang saya katakan di awal episode ini.
Kalau diibaratkan, pikiran bawah sadar itu tidak ubahnya sebuah operating system, atau sebut saja “OS” bagi diri kita.Sebagai OS, ia mengendalikan yang bisa dan tidak bisa, atau yang boleh dan tidak boleh kita lakukan. Sementara itu pikiran sadar adalah level dimana kita memiliki keinginan atau kepentingan di masa kini yang kita pikirkan secara sadar.
Sebagai OS, pikiran bawah sadar kita dibentuk, atau istilahnya “diprogram” melalui pengalaman tumbuh kembang kita dari kecil. Ada kalanya program ini berbenturan dengan kepentingan di pikiran sadar kita di masa kini. Artinya, yang kita inginkan secara sadar sesuai kebutuhan dan kepentingan kita di masa kini berbentrokan dengan program yang tertanam di OS kita, pikiran bawah sadar kita. Dalam beberapa bahasan, hal ini disebut sebagai mental block.
Pikiran bawah sadar memiliki porsi kekuatan yang sangat besar, kurang lebih 9x lebih kuat dari pikiran sadar. Ketika apa-apa yang kita niatkan secara sadar betul-betul berkonflik dengan program yang ada di pikiran bawah sadar, akan terjadi penolakan dimana program di pikiran bawah sadarlah yang terus menang. Kalau diteruskan maka akan terus terjadi permasalahan bagi kita untuk mewujudkan yang kita ingin wujudkan.
Disinilah niat menjadi satu cara untuk mengkomunikasikan yang kita inginkan pada pikiran bawah sadar, dengan cara yang halus dan memuat nilai-nilai luhur, sehingga diharapkan pikiran bawah sadar bisa dengan lebih baik menyiapkan dirinya untuk mendukung kepentingan yang kita tetapkan secara sadar di masa kini, syukur-syukur secara bertahap program yang ada di dalamnya bisa jadi berubah karena niat yang kuat ini.
Nah itulah dia gambaran tentang dahsyatnya kekuatan di balik sebuah niat. Bukan kebetulan, di momen Ramadhan kali ini kita bisa belajar dari aktivitas berpuasa yang memang sangat lekat dengan prosesi menetapkan niat ini.
Akhir kata, selamat menunaikan ibadah puasa bagi Anda sekalian yang menjalankannya. Semoga ibadah puasa yang dijalankan menjadi berkah bagi Anda sekalian dan orang yang Anda kasihi.
Sampai jumpa di episode berikutnya….
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.