Episode 49 – Motivasi yang Naik Turun
Motivasi yang naik turun sering dijadikan alasan di balik kinerja dan produktivitas yang naik turun juga.
Apa yang melatari motivasi yang naik turun ini? Bagaimana agar motivasi ini bisa lebih stabil dan konsisten?
Simak ulasannya di Audio Podcast berikut ini.
Anda bisa menemukan koleksi Audio Podcast Alguskha Nalendra di Podcast Channel ini, dan koleksi podcast tersebut dalam bentuk video-audiogram di Youtube Channel Alguskha Nalendra.
Berikut di bawah ini adalah transkrip dari Episode keempatpuluhsembilan Life Restoration Podcast berjudul ‘Motivasi yang Naik Turun’ di atas, silakan klik tulisan di bawah untuk memunculkan transkrip.
Transkrip Audio Podcast 'Motivasi yang Naik Turun'
Daftar Isi
Intro:
Anda sedang mendengarkan Life Restoration Podcast dari Alguskha Nalendra, episode empat puluh sembilan.
Selamat datang di Life Restoration Podcast, inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.
Life Restoration Podcast menghadirkan berbagai inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri, yang juga diadaptasi dari kisah nyata para individu yang menjalani program terapi, konseling dan Life Restoration Coaching, bersama Coach Alguskha Nalendra.
Podcast:
Halo para pendengar sekalian dimana pun Anda berada, berjumpa kembali di Life Restoration Podcast, seperti biasa tentunya Bersama saya, Alguskha Nalendra.
Memasuki episode ke-49 kali ini.
Tapi sebelumnya…tentu doa terbaik untuk Anda, semoga selalu dalam keadaan sehat, berkah-berlimpah dan damai berbahagia selalu, bersama keluarga tercinta.
Baiklah, memasuki minggu kedua di bulan Desember 2021 kali ini.
Sebelumnya, pertama-tama saya juga mohon maaf ya kalau episode podcast ini agak terlambat naik tayangnya, karena memang kesibukan di bulan Desember ini padatnya luar biasa, dari mulai kesibukan memfasilitasi sesi coaching, konseling, terapi pada klien individual, sampai ke agenda pelatihan, dari mulai pelatihan publik dan korporasi yang ada kalanya sedemikian berdempetan, sampai-sampai agenda untuk menyiapkan episode podcast ini pun agak menantang jadinya.
Tapi ya begitulah, intinya sudah oke lah ya, pada akhirnya dengan segenap daya dan upaya yang ada episode ini akhirnya tetap bisa Anda nikmati juga pada akhirnya he…he.
Bukan apa-apa, jujur saja namanya manusia kadang muncul juga tuh godaan berbunyi dalam kepala “Sudah dulu lah, satu episode terlewat kan tidak apa-apa, namanya juga banyak kesibukan.”
Yah, manusiawi lah ya he…he…, tapi disini juga tekad berperan, bersyukur di tengah pergolakan yang seolah mengajak ‘memaklumi’ itu tekad yang sudah dengan kuat dipancangkan di awal tahun kembali memainkan perannya, suara dari tekad itu tidak terdengar seperti suara godaan yang tadi berbunyi di kepala, tapi lebih kepada perasaan tidak rela kalau sampai itu terjadi, lebih ke perasaan emosional positif yang sulit dijelaskan.
Yang jelas emosi positif itu menguatkan dan kembali membangun komitmen, pada akhirnya suara godaan itu hilang juga, dilarutkan oleh emosional positif yang mengajak untuk fokus pada komitmen dan akhirnya membersihkan rasa enggan yang sempat terbersit itu.
Dan akhirnya…ya sampai sinilah kita sekarang ya, tidak terasa sudah 49 episode juga perjuangan membersamai Anda di podcast ini berjalan, saya pribadi berterima kasih sekali atas kesetiaan Anda yang terus mengikuti perjalanan berkembangnya podcast ini.
Apa kiranya bahasan kita di episode ke-49 kali ini?
Yah, seperti biasa, tidak pernah jauh-jauh dari temuan saya dalam aktivitas sehari-hari tentunya.
Kalau begitu kita ganti pertanyaannya deh ya, apa temuan yang sedang sering saya dapati seiring memasuki periode pergantian tahun dari tahun 2021 ke tahun 2022 ini?
Nah, pertanyaan ini baru akan lebih mengerucutkan bahasan kita ke apa yang akan menjadi topik audio podcast kita di episode 49 kali ini, yaitu motivasi yang naik-turun.
Eh, apakah tidak salah topik? Di akhir tahun malah membicarakan motivasi yang naik-turun? Bukannya topik ini malah sering dibicarakan di pertengahan tahun di periode evaluasi kinerja diri?
Tenang, tidak salah topik kok, karena memang hal ini sedang menjadi temuan yang cukup sering mewarnai berbagai sesi saya bersama para klien dan peserta pelatihan di akhir tahun ini, terutama sesi evaluasi kinerja.
Begini, akhir tahun menjadi periode dimana orang-orang pada umumnya mulai menyiapkan target dan rencana pencapaian tahun berikutnya. Disinilah target dan rencana yang akan dibuat ini dievaluasi berdasarkan yang sudah kita lakukan di tahun sebelumnya, sederhananya: agar penetapan tujuan dan perencanaan ini berjalan realistis.
Nah, salah satu hal yang dievaluasi ini tentunya bukannya apa saja yang sudah kita lakukan, tapi bagaimana itu terjadi, atau dengan kata lain: dari mana kinerja itu tercipta? Jika kinerja itu memang sudah bagus maka apa yang harus kita pertahankan agar di tahun depan hal itu menjadi modal dasar penting untuk menciptakan kinerja yang lebih bagus lagi, lalu jika kinerja itu masih kurang optimal maka kita juga tahu apa yang harus kita benahi atau perbaiki agar jangan sampai mengulang kesalahan yang sama nantinya.
Disini juga muncul satu kalimat yang tadi saya katakan menjadi topik yang umum ditemukan di periode ini di beberapa orang yang berkonsultasi bersama saya, yaitu motivasi yang naik turun, yang menurut mereka karena motivasi itu naik turunlah jadinya sulit menjaga konsistensi dan berimbas pada kualitas kinerja mereka.
Yah, saya sendiri tidak berani mengatakan hal itu salah, karena memang cukup banyak yang mengangkat tema yang sama ini, artinya ini menjadi suatu fenomena yang cukup umum dialami banyak orang, yang saya ingin bahas di episode podcast kali ini adalah tinjauan ulang atas fenomena ini: benarkah motivasi yang naik-turun menjadi penyebab kinerja yang naik-turun ini? Lalu bagaimana motivasi ini bisa naik-turun? Bukankah seharusnya kalau hal ini kita pahami maka akan lebih mudah nantinya untuk mengantisipasi sisi negatif yang tidak diharapkan dari hal ini?
Kalau begitu kita mulai saja, semoga yang kita bahas di sini cukup menjadi bahan pembelajaran untuk kita semua nanti menata pencapaian baru di tahun 2022 nanti dengan lebih baik ya.
Pertama-tama, mari pahami satu hal yang tidak bisa kita sangkal, yaitu bahwa kita akan selalu mendapatkan yang kita lakukan: kita menuai yang kita tabur, kita memetik yang kita tanam, bahasan ini bahkan mejadi salah satu hukum semesta yang pernah saya bahas di episode-episode awal Life Restoration Podcast di awal tahun 2021 ini.
Yes, kita tentu familiar dengan hukum sebab-akibat, segala sesuatu terjadi karena ada sebab yang melatarinya.
Begitu juga kinerja dan pencapaian, merupakan akibat dari sebuah sebab, yaitu yang kita lakukan, dari kualitas proses dan kerja yang kita lakukanlah maka muncul hasil kinerja dan pencapaian.
Tapi bukankah bisa saja proses kerja yang kita lakukan pun sebetulnya merupakan sebuah akibat dari sebuah sebab lain yang lebih dalam yang melatarinya? Nah, kali ini kita memasuki ulasan yang lebih dalam pastinya.
Jawaban sederhana saya adalah “Ya, begitulah”. Jika hasil kinerja dan pencapaian adalah akibat dari proses kerja, maka proses kerja adalah hasil dari pola pikir atau kebiasaan berpikir yang kita lakukan sehari-hari.
Di dalam pola pikir inilah motivasi termasuk ke salah satu komponen di dalamnya, tapi tetap saja motivasi sendiri bukan satu-satunya, masih ada lagi hal-hal lain yang sebenarnya membentuk motivasi ini, hanya saja untuk saat ini saya perkecil saja dulu tema bahasannya ke motivasi ini ya, karena sesuai judul episode ini, motivasi yang naik turun.
Sekali lagi ya, hasil kinerja dan pencapaian adalah hasil dari proses kerja, dan proses kerja adalah hasil dari motivasi, jika hubungan sebab akibat ini naik-turun maka sudah pasti ada hal yang saling mempengaruhi satu sama lain, artinya dengan naik-turunnya motivasi maka naik-turun juga proses kerja yang kita lakukan dan naik-turun juga hasil kinerja dan pencapaian yang kita dapatkan nantinya.
Lalu bagaimana motivasi ini sendiri bisa naik turun? Sederhananya adalah karena ‘motif’-nya sendiri tidak jelas he…he.
Tapi itu cara saya sendiri dalam menggambarkan motivasi lah ya, dengan awalan ‘motiv…’ maka paling tidak itu saya jadikan kata kunci untuk mengakomodir pertanyaan dari orang-orang yang menanyakan perihal motivasi yang naik turun ini.
Yes, motif atau ‘alasan’ adalah satu kata yang sering saya lekatkan pada motivasi ini, dimana saya sering kali menjelaskan bahwa kadar kekuatan motivasi akan sangat bergantung pada kadar kekuatan motifnya, semakin besar kekuatan motifnya maka semakin besar juga struktur motivasi yang terbangun darinya.
Semakin kecil maka…ya sederhana saja, semakin kecil juga struktur motivasi yang terbangun.
Bagaimana kalau semakin tidak jelas motifnya? Nah, inilah yang memicu munculnya motivasi yang naik turun tadi itu, dibilang besar tidak, dibilang kecil juga tidak, karena memang tidak jelas, kalau sedang ada stimulus yang menguatkan maka membesar, tapi kalau sedang tidak ada stimulus yang menguatkan maka ia mengecil,
Nah, jadi sampai sini paling tidak sudah satu jawaban saya ungkap sehubungan dengan hal yang menjadikan motvasi ini naik-turun ya, yaitu motif yang tidak jelas.
Kita bahas secara sederhananya saja lah, motif identik dengan alasan, maka pertanyaannya adalah apa sebenarnya alasan yang melatari aktivitas yang kita lakukan?
Begini saja, coba sadari satu hal yang Anda rasa naik-turun motivasinya ketika melakukannya, apa pun itu lah ya, utamanya kebiasaan positif yang Anda niatkan lakukan dan jaga konsistensinya, tapi lagi-lagi berakhir tidak jelas, kadang kalau semangat maka nyaman melakukannya, ketika sedang tidak semangat bisa lesu dan bahkan melewatkannya.
Untuk mudahnya, ingat-ingat saja berbagai niat yang ditetapkan di awal tahun ini contohnya, berbagai rencana perubahan yang kita ingin lakukan dan jaga dengan harapan akan membawa kita ke tingkat kehidupan yang lebih baik, lebih sehat, lebih segar, lebih positif, dan sejenisnya misalnya.
Ada? Ya pada umumnya ada lah ya, saya mendapati ada orang-orang yang meniatkan untuk menjaga kebiasaan baru lebih sehat di tahun ini, yang membuat mereka meniatkan untuk menjaga pola makan, lebih baik dalam berolahraga.
Ada juga orang-orang yang meniatkan untuk lebih rajin dalam bekerja atau berkarya, lebih disiplin, lebih baik dalam beribadah, dan banyak lagi lainnya, macam-macam lah jenisnya, intinya sebuah niatan untuk menjadi lebih baik.
Sekarang mari kita sadari, dari berbagai niatan itu yang mana yang benar-benar kita jaga sebagai sebuah kebiasaan konsisten, yang pada akhirnya membawa pada perubahan positif dalam hidup kita?
Saya tidak tahu jawaban Anda, apakah ada atau tidak kebiasaan yang pada akhirnya dijaga konsisten ini, tapi melalui pertanyaan itu saya ingin mengajak Anda menyadari bahwa jika ada sebuah aktivitas yang benar-benar Anda jaga konsistensinya mari sadari apa yang benar-benar membuat Anda menjaga konsistensinya?
Nah, pertanyaan ini secara langsung akan mengajak kita untuk fokus pada alasan atau motif, yang tadi saya bicarakan, yang pada akhirnya melatari konsistensi itu.
Dari interaksi saya dengan banyak kalangan, saya mendapati, orang-orang yang benar-benar menjaga konsistensinya dalam hal yang mereka lakukan pastinya adalah orang-orang yang memiliki kejelasan tentang mengapa mereka harus melakukan hal itu.
Yes, kata kuncinya ada pada ‘harus’ juga, ketika kita memiliki motif atau alasan yang jelas maka saat itu sebuah kesadaran terbangun dalam diri kita untuk selalu menjaganya, semata karena kita merasa itu sebuah ‘keharusan’.
Memang kata ‘harus’ sendiri dalam keilmuan NLP sering kali diartikan sebagai kata yang kurang ideal, karena seolah ada kesan ‘terpaksa’ di dalamnya, yang menandakan kita sebenarnya tidak menginginkannya,.
Tapi bagaimana pun juga dalam sudut pandang saya agak sedikit berbeda, terlepas dari apakah kata ‘harus’ memiliki kesan kurang ideal saya tidak terlalu mempermasalahkannya, kalau pun bahkan hal itu diasumsikan ‘terpaksa’ saya tidak terlalu keberatan memandangnya demikian.
Kenapa demikian? Karena sebagai manusia, kita adalah makhluk yang dalam derajat tertentu memerlukan keharusan, tanpa adanya keharusan akan ada saja peluang dimana kita mulai mentoleransi dan melewatkan berbagai hal hanya untuk membiarkan rasa malas menang.
Tapi bedanya adalah, saya membagi keharusan ini menjadi dua, pertama yaitu keharusan yang didasari alasan dan kesadaran yang jelas, karena kita sadar betul hal itu diperlukan dan baik untuk kita lakukan.
Kedua, yaitu keharusan yang tidak didasari alasan yang jelas, kita dihadapkan dengan tuntutan situasi yang tidak bisa kita hindari dan kita harus telan begitu saja.
Persamaan di antara keduanya adalah keduanya sama-sama mengajak kita untuk keluar dari zona nyaman, melakukan hal-hal yang tidak biasa atau tidak suka kita lakukan sebelumnya, sampai lama-lama menjadi biasa – terlepas dari suka atau tidak – tapi kebiasaan itu akhirnya terbangun dan menggerakkan kita secara otomatis.
Nah, inilah salah satu kunci penting yang saya ingin tekankan, motivasi yang naik-turun terjadi karena kekuatan dari motif yang melandasi motivasi ini belum cukup kuat untuk menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa kita elakkan, sehingga ia ‘rontok’ sebelum menjadi kebiasaan.
Bagi saya, kunci dari motivasi yang ideal adalah ketika motif dari motivasi itu sudah cukup kuat untuk membangun rasa ‘harus’ dalam diri kita, sampai-sampai kita tidak punya lagi alasan untuk tidak melakukannya, sedemikian harusnya sampai kita meletakkan hal itu menjadi prioritas yang tidak boleh sampai tidak kita lakukan, sedemikian tidak boleh ‘bolong’-nya sampai-sampai kita mengatur aktivitas lain agar aktivitas yang kita rasa harus lakukan itulah yang jangan sampai bolong, terus dan terus seperti itu sampai-sampai hal itu menjadi sebuah kebiasaan yang tidak akan kendor dengan alasan apa pun.
Nah, itulah bahasan kita di episode kali ini, tapi untuk memastikan kita mendapatkan satu kesimpulan yang lebih terstruktur, kita rangkai kesimpulan akhirnya sekarang ya.
Kita mulai dari yang pertama, mengikuti hukum sebab-akibat, di balik setiap akibat pasti ada sebab yang melandasinya. Maka begitu juga di balik setiap hasil kinerja dan produktivitas, pasti ada proses kerja yang melandasinya,
Di balik hasil kinerja dan produktivitas, pastinya ada pola pikir yang melandasinya, dimana pola pkir ini melibatkan motivasi.
Bersama motivasi, tentunya ada motif, sekarang seberapa kuat motif ini bisa mendorong kita untuk menjadikannya keharusan, entah keharusan positif atau negatif, yang jelas intinya ada pada keharusan.
Bukan sebatas keharusan, tapi keharusan yang dengan segala motif di dalamnya menjadikan kita meletakkannya sebagai sebuah prioritas, kita justru jadi mengatur hal-hal lain demi menjaga prioritas itu, bukan sebaliknya.
Demikian seterusnya motif itu menjadi sebuah keharusan dan prioritas, sampai lama-lama ia menjadi sebuah kebiasaan.
Kalau sudah menjadi kebiasaan ya sudah, tidak perlu lagi membicarakan motivasi, justru kalau tidak dilakukan malah aneh rasanya, disinilah tidak akan ada lagi motivasi yang naik-turun, karena sudah terlanjur menjadi kebiasaan.
Dalam situasi yang saya hadapi, itu juga yang saya lakukan, saya menetapkan sebuah motif yang sangat kuat untuk bisa konsisten berkarya dan berbagi karya di tahun 2021 ini.
Motif itu yang menggerakkan saya untuk menjadikannya keharusan, keharusan ini bagi saya lebih bersifat emosional, lebih tepatnya: saya memang sengaja menjadikannya emosional, semata agar ia tidak perlu dilogikakan pun kekuatan dari emosinya memang mendorong saya untuk menjadikannya keharusan dan prioritas.
Itu juga yang menjadikan apa pun situasinya saya terus berupaya menjaga konsistensi ini, urusan motivasi naik-turun tidak lagi saya pusingkan, karena fokus utamanya ada pada kebiasaan dan prioritas yang memang sudah dijadikan suatu keharusan.
Belum sempurna memang, tapi paling tidak semua ini menjadikan tahun 2021 lebih bermakna bagi saya, ada sebuah perjuangan konsistensi yang menjadikannya lebih punya arti lain dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Anda?
Sampai jumpa di episode berikutnya….
Closing Podcast:
Dapatkan lebih banyak inspirasi restorasi kehidupan dan transformasi diri dengan ikuti Instagram @alguskha dan Youtube Channel: ‘Alguskha Nalendra’.
Kunjungi juga website www.alguskha.com untuk temukan lebih banyak informasi menarik lainnya, termasuk untuk memesan layanan profesional bersama Coach Alguskha Nalendra, untuk membantu mendesain kehidupan terbaik yang layak Anda dapatkan sesuai jati diri otentik Anda.